Makassar,- Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar kian fokus pada penanganan saluran drainase. Terlebih ini sudah memasuki musim penghujan hingga rawan terjadi banjir dan genangan.
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar, Irwan Adnan mengatakan telah memaping saluran drainase yang bermasalah dan kerap menjadi keluhan masyarakat. “Jadi kita mapping dulu, mana yang selalu bermasalah dan dikeluhkan masyarakat dan kita tinjau anggaran yang tersedia,” kata Irwan, Jumat, (04/12/2020).
Berdasarkan data sementara yang diperoleh, ada sekitar 27 saluran drainase yang butuh perbaikan. Saluran itu tersebar dibeberapa kecamatan.
Diantaranya, Kecamatan Manggala, Biringkanayya, Tamalate, Tamalanrea, Tallo dan Rappocini. Wilayah ini kerap terjadi banjir saat musim hujan. Contohnya, Blok 8 dan Blok 10 Perumnas Antang Manggala.
Untuk merehabilitasi saluran tersebut butuh anggaran kurang lebih Rp5 miliar. Sebab selain perbaikan saluran drainase, masalah sedimentasi juga menjadi perhatian. Namun, untuk program pengerukan, sudah dilakukan sejak awal 2020 lalu.
Tim satgas Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar telah melakukan beberapa pengerukan. Anggota yang dikerahkan 480 orang. Pada awal 2020, Satgas melakukan pengerukan, terus mengalami kenaikan jumlah sedimentasi tiap bulan. Jika pada Januari pengerukan sedimen tiap-tiap rayon capai 600 meter kubik, maka pada Maret langsung naik dengan rata-rata 800 meter kubik.
Data pada Maret 2020, rayon IV yang meliputi Manggala Panakkukang-Tallo, tim yang diturunkan 77 orang dengan masa kerja 26 hari mampu mengeruk 824 meter kubik sedimentasi dengan total panjang drainase yang dibersihkan capai 1.755 meter.
Kepala Bidang Bangunan Air Dinas PU Makassar, Syafar Majid mengatakan, rata-rata pengerukan sedimentasi capai 50 ribu meter kubik tiap tahun. “Kalau tahun lalu kita mampu mengeruk 50.048 meter kubik sedimen dengan total panjang 162.450 meter drainase yang dikeruk,” ujarnya.
Jika tahun sebelumnya dilakukan pembersihan, bukan berarti tim satgas bersantai di tahun berikutnya. Kata Syafar tim tetap bekerja maksimal. “Bahkan kita minta teman-teman siaga. Apalagi kalau ada saluran yang sudah tersumbat,” jelas Syafar.
Syafar mengungkapkan, sumbatan drainase Makassar sudah mengkhawatirkan. Bayangkan saja jika kedalaman drainase itu sekitar dua meter, kata dia, jumlah sedimen bisa memenuhi seluruh saluran. “Jadi saluran tidak lancar. Itu yang kita keruk,” jelasnya. (Sumber : Sindo | agn)