Antisipasi Banjir saat Musim Hujan, Dinas PU Bentuk Tim Pantau Drainase

Makassar,- Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar membentuk tim khusus untuk memantau kondisi titik-titik drainase. Langkah ini dilakukan sebagai langkah antisipasi banjir dan genangan saat musim hujan.

Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) dan Drainase Dinas PU Kota Makassar, Syafar Majid mengatakan, tim ini bertugas untuk memantau kondisi drainase di wilayah pengawasannya. Ada lima zona wilayah pemantauan, setiap zona terdiri dari dua, tiga sampai empat kecamatan.

“Jadi hasil pemantauan tim ini sebagai data untuk kita mana yang akan direhab, dibangun, dan sedimennya dikeruk,” kata Syafar Majid, Jumat (23/10/2020).

Selain membentuk tim khusus, Syafar Majid menyampaikan pengerukan sedimen di titik-titik rawan banjir dan genangan rutin dilakukan satgas drainase. Khususnya di titik-titik rawan banjir seperti Jalan Urip Sumohardjo, AP Pettarani, dan Jalan Veteran.

Khusus di depan kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo sudah dibuat tali air atau kanal kecil untuk meminimalisir terjadinya genangan. Termasuk melakukan pengerukan sedimen pada dinding saluran.

“Depan kantor Gubernur Sulsel itu dulunya kecil kita kasih lebar, dan sudah ada beberapa titik juga yang kita keruk sedimennya,” ujarnya.

Diakui Syafar, banjir dan genangan di titik rawan masih saja terjadi namun instensitasnya tidak lama. Meski begitu, pihaknya terus melakukan pengerukan sedimen agar pada saat musim hujan nanti tidak lagi terjadi genangan.

“Ada beberapa titik yang sementara kita kerja. Hasil pantauan kita memang masih ada banjir tapi tidak terlalu lama,” tuturnya.

Sementara, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar Darmawan, mengatakan fenomena ini merupakan peningkatan curah hujan yang tinggi dari indeks lemah ke moderat.

“Untuk Sulsel belum masuk sepenuhnya musim hujan, dimana Pulau Jawa sudah mulai masuk, sehingga dampaknya perlu diantisipasi,” katanya.

La Nina merupakan anomali sistem iklim global yang terjadi dengan periode ulang berkisar antara dua sampai tujuh tahun di Samudra Pasifik dan atmosfer, langit di atasnya berubah dari keadaan netral (normal) serta minimal berlangsung selama dua bulan. (Sumber : Sindo)

Leave Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four + 10 =