Makassar,- Progres pembangunan Instalasi Pengelolahan Air Limbah Losari (IPAL Losari) masih belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Proyek multiyears yang dibiayai melalui pinjaman dari Asian Development Bank (ADB) dan APBN melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tersebut masih berkutat pada proses lelang.
Sementara IPAL Losari senilai Rp1,26 triliun itu diharapkan sudah bisa rampung pada 2023 mendatang. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar, Muh Anshar, menyebutkan, proyek ini terbagi dalam enam paket pengerjaan. “Jadi proyeknya dipecah-pecah. Ada yang membuat IPAL sendiri di sana di Losari, dan ada juga pekerjaan lain seperti perpipaannya, ada pompanya. Pompanya terletak di sebelah balaikota, taman segitiga,” kata Anshar yang juga Sekretaris Kota Makassar ini.
Pembangunan IPAL Losari ini, tambah Anshar, mulai digagas beberapa tahun lalu. Pemerintah daerah menandatangani perjanjian kerjasama (PKS) terkait pembebasan lahannya.
IPAL Losari ini diharapkan bisa menuntaskan persoalan limbah rumah tangga di dua kecamatan yakni Kecamatan Mamajang dan Mariso. Dari dua kecamatan ini, dibagi menjadi enam zona. Zona 1 Utara yakni Jalan Onta Lama bagian Utara hingga ke jalan Samratulangi, zona II tengah Jalan Onta Lama ke arah selatan Jalan Macan, zona III Utara Jalan Macan ke selatan pertigaan Veteran dan Samratulangi.
Sementara zona IV Barat Utara meliputi Jalan Samratulangi ke barat jalan Cendrawasih, zona V Barat Selatan yakni Jalan Kakak Tua ke Utara jalan Kompleks AsPer Kodam XIV, terakhir zona VI Barat meliputi Jalan Cendrawasih ke Barat Jalan Nuri. Jika proyek ini rampung, maka Makassar merupakan daerah pertama yang menerapkan instalasi pengelolaan air limbah secara terintegrasi. Dan menjadi pilot project bagi daerah lainnya. Panjang pipa yang akan terpasang nantinya, mulai dari rumah tangga hingga tempat pengelolaan limbahnya di Maccini Sombala sepanjang 42 km.
Sementara itu, Pj Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb menjelaskan kehadiran IPAL ini sangat dibutuhkan masyarakat. “Sebenarnya limbah di Kota Makassar saat ini sudah sangat parah di mana terdapat 8 saluran yang muaranya ke Pantai Losari, yang paling besar di Kanal Bungayya, sekarang sudah tidak bisa diubah itu, sekarang kita fokus bagaimana pembuangan itu airnya sudah bersih,” ungkap Iqbal. Dia menekankan, proyek ini harus diawasi secara ketat agar targetnya dapat terlaksana tepat waktu. “Saya harapkan tahun depan kita sudah bicara lagi dalam ruangan, tapi kita sudah bicara di lapangan pekerjaan proyek ini, dan jangan ada yang dibiarkan merecoki,” tandasnya.
Sekadar diketahui produksi limbah hasil produksi rumah tangga, usaha jasaboga, perhotelan dan rumah sakit rata-rata mengarah pembuangannya ke Pantai Losari. Olehnya itu, Yusran pemerhati lingkungan mengatakan, pembagunan IPAL di Losari sangat dibutuhkan. Apalagi sampai saat ini seluruh pembuangan limbah menjurus ke Losari. “Banyak hal, karena menyangkut masalah tatanan pengelolaan lingkungan. IPAL disitu kan bagaimana dikelola air limbah, sehingga limbah yang keluar nantinya itu dianggap sudah tidak berbahaya yang bisa mencemari air laut dan lingkungan sekitarnya,” jelasnya. (rhm)